Kunci Jawaban Studi Kasus 7 (Buah “Emas” yang Diperebutkan Dunia) halaman 46-49 Sejarah SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka.

kontenjempolan.id-Kunci Jawaban Studi Kasus 7 (Buah “Emas” yang Diperebutkan Dunia) halaman 46-49 Sejarah SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka.

Aktivitas 7

Studi Kasus

Buah “Emas” yang Diperebutkan Dunia

Ada satu benda kecil yang diburu oleh seluruh dunia. Bukan berlian maupun permata. Bangsa Eropa rela menyeberangi samudra untuk mendapatkannya, lalu menjualnya setara emas. Benda itu bernama pala.

Buah berwarna kekuningan berbiji hitam dan berselaput merah itu menjadi tujuan pendatang dari berbagai bangsa yang menjejakkan kaki mereka di Kepulauan Banda, Maluku, ratusan tahun lalu.

Bagaimana sejarah pala dan Kepulauan Banda? Beginilah kisahnya.

Selamat datang di Kepulauan Banda. Mungkin jika bukan karena pala, boleh jadi pulau ini takkan pernah terdengar namanya. Pala adalah jiwa, sejarah, dan ekonomi Kepulauan Banda. Selama berabad lamanya, inilah satu-satunya tempat di dunia yang menghasilkan buah pala.

Namun, siapa sangka harumnya buah pala tercium hingga ke negeri seberang. Dimulai dari menjelang abad ke-6, rempah-rempah ini harumnya sudah mencapai Byzantium, 12 ribu kilometer jauhnya dari Banda. Pada tahun 1000 M, seorang dokter dari Persia, Ibnu Sina menulis tentang “jansi ban”, atau “kacang dari Banda”.

Para pedagang Arab sudah begitu lama memperdagangkannya dan mengirimnya ke Venesia untuk kemudian dikirim dan dihidangkan di meja-meja para bangsawan Eropa. Harganya fantastis. Pada abad ke-14, di Jerman disebutkan bahwa 1 pon pala, dihargai setinggi “seven fat oxen”, atau tujuh sapi jantan dewasa yang gemuk.

“Kesaktian” pala pun berlanjut sampai perburuan akan asal-usul pala ikut mendorong terbentuknya dunia perdagangan modern. Pada 1453, Kekaisaran Turki Usmani menaklukkan Konstantinopel (kini Istanbul) dan mengembargo perdagangan yang melewatinya. Padahal, selama ratusan tahun sebelumya, para pedagang Arab melewati kota ini untuk mengirim pala ke Venesia. Embargo ini kemudian menghentikan suplai pala ke Eropa.

Inilah yang membuat para pedagang dan pengembara lautan Eropa mencari sendiri asal-usul buah pala yang selama ini sering disebut sebagai Fabled Land, atau negeri dongeng, melalui rute ke timur. Akhirnya Christoper Columbus berlayar menyeberangi Samudra Atlantik untuk mencari jalan ke India. Vasco de Gama mengitari Cape of Good Hope pada 1497 dan kru kapalnya turun dari kapal sambil menangis berteriak “For Christ and spices!” (Untuk Tuhan dan rempah-rempah).

Pada 1511, Alfonso de Albuquerque menyerang pulau-pulau di kepulauan Maluku, termasuk di dalamnya Banda. Dia membangun benteng-benteng untuk mengonsolidasikan monopoli atas perdagangan pala hingga seabad kemudian.

Sampai pada tahun 1605, Belanda datang untuk menyingkirkan Portugis setelah menaklukkan Ambon. Untuk memonopoli perdagangan pala dan bunga pala, Perusahaan Dagang Hindia Belanda atau Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) membangun pos perdagangan di Banda. VOC juga membuat perjanjian dengan warga Banda yang mengharuskan warga menjual pala dan bunga pala hanya kepada VOC. namun, warga Banda masih boleh menjual hasil buminya kepada pedagang dari Jawa, Makassar, dan Inggris.

Tahun 1609, ketegangan semakin memuncak. Admiral Verhoeff dari Belanda harus meregang nyawa saat negosiasi dengan warga Banda. VOC pun berusaha menggunakan kekuatan dan diplomasi di tahun-tahun berikutnya untuk menguasai Banda sepenuhnya.

Bersamaan dengan itu, Inggris datang untuk mendirikan koloni di pulau-pulau terpencil yaitu Pulau Run dan Ay pada tahun 1616. Mengetahui hal tersebut, VOC merasa terancam dan menganggap bahwa Inggris berupaya untuk memonopoli perdagangan pala dan bunga pala serta mengusir VOC.

Lima tahun kemudian, VOC berhasil menguasai Banda setelah mengirim 2.000 tentara lebih dari Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen memimpin pasukan itu untuk membunuh ribuan warga Banda. Kekejaman dan perbudakan pertama di Nusantara pun terjadi. Belasan ribu orang meregang nyawa akibat ulah Belanda yang datang dan ingin berkuasa.

Di satu sisi, Belanda dan Inggris terus terlibat dalam pertempuran hingga 50 tahun ke depan. Belanda ingin sepenuhnya menguasai Kepulauan Banda, tetapi masih ada Inggris di Pulau Run dan Ay. Akhirnya, keduanya sepakat untuk berkompromi dan tukar guling dalam Perjanjian Breda pada 1667. Inggris bersedia memberikan Pulau Run ke Belanda, sebagai gantinya Belanda menyerahkan Pulau Manhattan di New York. Perjanjian ini memuluskan monopoli VOC atas perdagangan pala global.

Tak butuh waktu lama bagi VOC untuk menjelma menjadi perusahaan terbesar di dunia. Pada tahun 1669, VOC membayar dividen tahunan 40%, dengan 50.000 karyawan, 10.000 tentara, dan 200 kapal besar, sebagian besar adalah kapal perang. Belanda mengamankan monopoli perdagangan pala dengan merahasiakan lokasi Pulau Banda, bahkan dengan memandulkan biji-biji pala yang dijual.

Petaka datang bagi VOC pada 1769 ketika seorang ahli holtikultura berkebangsaan Prancis, Pierre Poivre, berhasil mencapai Pulau Banda dan menyelundupkan buah pala dan bibit-bibit pohon pala. Prancis kemudian menanam biji dan bibit pohon pala di koloni mereka di Mauritius. Itulah awal kehancuran monopoli pala oleh Belanda.

Setelah itu, Inggris berhasil menguasai Banda pada 1796–1802, dan mengembangkan perkebunan pala di Penang dan Singapura serta daerah-daerah jajahan lain. Pulau Grenada di Karibia, salah satu jajahan Inggris, pada akhirnya menjadi daerah pengekspor pala terbesar di dunia.

Terlepas dari kelamnya sejarah buah bernama latin Myristica fragans ini, tanaman pala merupakan pohon hutan yang kecil, tinggi sekitar 18 m dan termasuk dalam family Myristicaceae yang mempunyai sekitar 200 spesies. Tanaman ini tumbuh baik di bawah keteduhan pohon tinggi lainnya dan menjadi rempah-rempah paling langka di zamannya. (K-YN)

Sumber: https://indonesia.go.id/ragam/kuliner/ekonomi/buahemas- yang-diperebutkan-dunia

Bacaan diatas dapat dibaca dalam buku Sejarah SMA Kelas X halaman 46-49.

Tugas

1. Analisislah Sumber Daya Alam (SDA) Kepulauan Banda pada abad ke 6 yang menjadi daya tarik berbagai bangsa datang ke kepulauan itu? Jelaskan pula manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari kalian?

Jawab:

Sumber Daya Alam (SDA) Kepulauan Banda yang menjadi daya tarik para pedagang kala itu adalah rempah-rempah khususnya jenis pala. Manfaat rempah-rempah bagi kehidupan sehari-hari ialah untuk obat-obatan, bumbu masakan, pengawet makanan, pengharum ruangan.

2. Kegiatan ekonomi apa yang menonjol di Kepulauan Banda? Jelaskan!

Jawaban:

Kegiatan Ekonomi yang menonjol di kepulauan Banda adalah:

a. Perkebunan rempah-rempah, seperti pala dan fuli.
b. Perikanan, seperti penangkapan ikan layang (Decapterus).
c. Pariwisata, seperti wisata peninggalan sejarah dan wisata laut.

Penjelasan

Kepulauan ini sangat penting dalam sejarah. Sampai pertengahan abad ke-19, Kepulauan Banda merupakan satu-satunya sumber rempah-rempah pala dan fuli di dunia, yang dihasilkan dari pohon pala. Karena itu kepulauan ini menjadi pusat perdagangan rempah dan diperebutkan oleh berbagai negara Eropa, seperti Inggris dan Belanda. Untuk menguasai pulau ini Belanda membangun Fort Belgica di Banda.

Namun kondisi ekonomi Banda mengalami kemunduran setelah pohon pala banyak ditanam di berbagai wilayah dunia seperti Afrika dan kepulauan Karibia di Amerika Tengah. Karena itu perkebunan pala saat ini tidak terlalu menguntungkan seperti di masa lalu.

Kepulauan Banda berada di wilayah perairan yang kaya ikan. Penduduk Banda banyak bekerja sebagai nelayan dan menangkap ikan untuk dijual, terutama ikan layang (Decapterus).

Pulau-pulau ini saat ini menjadi tujuan wisata yang populer, baik untuk peninggalan sejarah maupun wisata bahari untuk menyelam di terumbu karang dengan scuba diving dan snorkeling. Para isatawan kebanyakan datang melalui pesawat yang mendarat di Banda Udara Bandanaira.

3. Jelaskan bagaimana reaksi rakyat Banda menyikapi berbagai bangsa Eropa yang datang ke Kepulauan Banda?

Jawaban:

Pada awalnya rakyat Banda menyambut baik kedatangan bangsa Eropa ke Banda karena tujuan awal mereka adalah berdagang. Namun seiring berjalannya waktu karena keserakahan bangsa Eropa, mereka menjadikan Banda sebagai daerah rebutan, mereka mulai ingin menginvasi dan mengusai Banda. Oleh karenanya rakyat Banda muak dan bertekad berperang untuk mengusir mereka dari tanah Banda.

4. Jelaskan hubungan antara Pulau Run (salah satu pulau di Kepulauan Banda) dan Manhattan, New York, pada tahun 1667?

Jawaban:

Pulau Run adalah bagian dari Kepulauan Banda, Provinsi Maluku, yang dulu berjaya tetapi kini terlupakan khalayak dunia. Pulau kecil ini merupakan pulau yang ditukar dengan New York oleh Belanda dari Inggris.

VOC pada saat itu memonopoli perdagangan rempah. Namun, keberhasilan Inggris menguasai salah satu pulau di Banda bernama Pulau Run pada 1616 menjadi penghalang VOC memonopoli perdagangan rempah. Di sinilah Inggris membuat koloni pertama dan membentuk English East India Company sekaligus mencanangkan kolonialisme Inggris. English East India Company hanya mampu mempertahankan Pulau Run dari serangan Belanda selama empat tahun. Meski demikian, Inggris tidak serta-merta melepaskan pulau tersebut.

Pada 1664, sebagai aksi balas dendam, empat kapal fregat Inggris dikirim melintasi Samudra Atlantik untuk merebut wilayah yang disebut Belanda sebagai New Amsterdam. Kemudian, wilayah berpenduduk 2.000 orang di ujung selatan Pulau Manhattan itu dapat direbut dengan cepat.

Pada 1677, kedua negara menggelar kesepakatan melalui Perjanjian Breda. Dikutip dari Kompas.id, pasal 3 Perjanjian Breda memutuskan Pulau Run yang sebelumnya dikuasai Inggris tetapi sedang diduduki Belanda menjadi milik Belanda. Sementara Pulau Manhattan di New York, Amerika Serikat, yang merupakan koloni Belanda tetapi tengah digenggam Inggris, resmi sebagai hak Inggris.

Baca Juga Kunci Jawaban Buatlah kronologi sejarah sekolah kejuruan! Sejarah SMA Kelas 10 Kurikukum Merdeka Halaman 51, 52, 53, dan 54

Demikian pembahasan Soal yang dapat kami bahas, semoga bermanfaat. Untuk mendapat Jawaban materi Pelajaran yang lain dapat di akses di kontenjempolan.id.

 

Artikel Terkait