Kunci Jawaban Pengayaan halaman 148 Aku Anak Saleh Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SD Kelas 4 Kurikulum Merdeka

kontenjempolan.id-Kunci Jawaban Pengayaan halaman 148 Aku Anak Saleh Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SD Kelas 4 Kurikulum Merdeka.

Pengayaan

1. Pilihlah salah satu aktivitas berikut!

a. Tulislah ayat tentang salam (Q.S. Al-An’am/6: 54; An-Nur/24: 61)

Jawaban:

1) Surat Al-An’am Ayat 54

وَإِذَا جَآءَكَ ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِنَا فَقُلْ سَلَٰمٌ عَلَيْكُمْ ۖ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَىٰ نَفْسِهِ ٱلرَّحْمَةَ ۖ أَنَّهُۥ مَنْ عَمِلَ مِنكُمْ سُوٓءًۢا بِجَهَٰلَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنۢ بَعْدِهِۦ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُۥ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Arab-Latin: Wa iżā jā`akallażīna yu`minụna bi`āyātinā fa qul salāmun ‘alaikum kataba rabbukum ‘alā nafsihir-raḥmata annahụ man ‘amila mingkum sū`am bijahālatin ṡumma tāba mim ba’dihī wa aṣlaḥa fa annahụ gafụrur raḥīm

Artinya: Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: “Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan jika datang kepadamu (Wahai nabi ). orang-orang yang membenarkan ayat-ayat Allah yang mempersaksikan kebenaran(risalah)mu, baik dari al-qur’an maupun lainnya mereka meminta fatwa (kepadamu) tentang cara bertaubat dari dosa-dosa mereka yang telah lalu, maka muliakanlah mereka dengan membalas salam mereka dan berilah mereka kabar gembira berupa rahmat Allah yang sangat luas, bahwa Dia telah menetapkan atas diriNya kasih sayang kepada hambaNYa sebagai bentuk kemurahan; bahwasannya orang yang telah berbuat dosa karena ketidaktahuannya terhadap akibat perbuatan tersebut dan dampaknya yang mengundang kemurkaan Allah (dan perlu diketahui setiap orang yang telah berbuat maksiat kepada Allah, baik tidak sengaja atau dengan kesengajaan, maka hakikatnya adalah seorang yang bodoh, meskipun dia sudah tahu keharamannya), kemudian dia bertaubat setelah itu dan mendawamkan amal shalih, maka sesungguhnya Allah mengampuni dosanya. Dia maha pengampun terhadap para hambaNYa yang bertaubat dan maha pengasih terhadap mereka.

2) Surat An-Nur Ayat 61

لَّيْسَ عَلَى ٱلْأَعْمَىٰ حَرَجٌ وَلَا عَلَى ٱلْأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى ٱلْمَرِيضِ حَرَجٌ وَلَا عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمْ أَن تَأْكُلُوا۟ مِنۢ بُيُوتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ ءَابَآئِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أُمَّهَٰتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ إِخْوَٰنِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَخَوَٰتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَعْمَٰمِكُمْ أَوْ بُيُوتِ عَمَّٰتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَخْوَٰلِكُمْ أَوْ بُيُوتِ خَٰلَٰتِكُمْ أَوْ مَا مَلَكْتُم مَّفَاتِحَهُۥٓ أَوْ صَدِيقِكُمْ ۚ لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَأْكُلُوا۟ جَمِيعًا أَوْ أَشْتَاتًا ۚ فَإِذَا دَخَلْتُم بُيُوتًا فَسَلِّمُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ مُبَٰرَكَةً طَيِّبَةً ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلْءَايَٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Arab-Latin: Laisa ‘alal-a’mā ḥarajuw wa lā ‘alal-a’raji ḥarajuw wa lā ‘alal-marīḍi ḥarajuw wa lā ‘alā anfusikum an ta`kulụ mim buyụtikum au buyụti ābā`ikum au buyụti ummahātikum au buyụti ikhwānikum au buyụti akhawātikum au buyụti a’māmikum au buyụti ‘ammātikum au buyụti akhwālikum au buyụti khālātikum au mā malaktum mafātiḥahū au ṣadīqikum, laisa ‘alaikum junāḥun an ta`kulụ jamī’an au asytātā, fa iżā dakhaltum buyụtan fa sallimụ ‘alā anfusikum taḥiyyatam min ‘indillāhi mubārakatan ṭayyibah, każālika yubayyinullāhu lakumul-āyāti la’allakum ta’qilụn

Artinya: Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan (bersama-sama mereka) dirumah kamu sendiri atau dirumah bapak-bapakmu, dirumah ibu-ibumu, dirumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudaramu yang perempuan, dirumah saudara bapakmu yang laki-laki, dirumah saudara bapakmu yang perempuan, dirumah saudara ibumu yang laki-laki, dirumah saudara ibumu yang perempuan, dirumah yang kamu miliki kuncinya atau dirumah kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendirian. Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya.

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Tidak mengapa atas orang-orang yang memiliki udzur, seperti orang-orang buta, orang-orang cacat dan orang-orang sakit untuk meninggalkan perkara-perkara wajib yang mereka tidak mampu melaksanakannya seperti jihad dan lainnya, yang amat bergantung pada kenormalan penglihatan orang yang buta, atau kenormalan fisik orang yang pincang dan kesehatan jasmani orang yang sakit. Dan tidak masalah atas kalian, (wahai kaum Mukminin) untuk makan di rumah-rumah anak-anak kalian, atau dirumah bapak-bapak kalian, saudara-saudara perempuan kalian, paman-paman kalian (dari pihak ayah), paman-paman kalian (dari pihak ibu), atau di rumah-rumah yang kalian diserahi untuk menjaganya saat para pemiliknya tidak ada ditempat dengan izin mereka atau dirumah-rumah teman. Tidak masalah bagi kalian untuk makan secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Dan apabila kalian memasuki rumah-rumah yang berpenghuni atau tidak ada penghuninya, hendaknya kalian mengucapkan salam kepada sebagian yang lain dengan salam Islam, yaitu, “assalamu ’alaikum warahmatullah wa barakatuh”, atau “ assalamu‘alaina wa ‘ala ‘ibadillaahish shalihin”, bila tidak dijumpai orang di dalam. Ucapan salam ini telah disyariatkan oleh Allah, yang merupakan ucapan salam yang diberkahi, yang akan menumbuhkan kasih-sayang dan cinta, baik lagi dicintai oleh orang yang mendengar. Dan dengan penjelasan seperti ini, Allah menjelaskan kepada kalian rambu-rambu agamaNya dan ayat-ayatNya, agar kalian memahaminya dan mengamalkannya.

b. Lakukan aktivitas sosial kalian, misalnya membantu korban bencana alam atau mengunjungi panti asuhan. Buatlah laporan aktivitas ini!

c. Cari dan tulislah hadis selain yang telah dipelajari tentang ciri-ciri munafik!

Jawaban:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاث إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji berdusta, dan jika dipercayai mengkhianati” (HR Al-Bukhari, Kitab Iman, Bab Tanda-tanda Orang Munafik, no. 33 dan Muslim, Kitab Iman, Bab Penjelasan Sifat-Sifat Orang Munafik, no. 59).

Penjelasan Hadits

Nifak atau pelakunya disebut munafik merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya. Jika tidak ditangani sesegera mungkin akan mengakibatkan penderitanya binasa. Penyakit ini adalah penyakit yang amat menjijikkan dan mengakibatkan penyimpangan yang amat buruk. Seorang mulim sejati tentu sangat mewaspadai penyakit akut ini, hanya saja terkadang ia tidak menyadari bahwa ternyata ia telah terjangkit penyakit ini, terutama nifak yang bersifat lahiriah.

Apa itu nifak? Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Katsir, nifak adalah menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukan. Sementara itu, Ibnu Juraij mengatakan, “Orang munafik ialah orang yang omongannya menyelisihi tindak-tanduknya, batinnya menyelisihi lahiriahnya, tempat masuknya menyelisihi tempat keluarnya, dan kehadirannya menyelisihi ketidakadaannya” (‘Umdah At-Tafsir I/78).

Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Shubuh. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَثْقَلُ الصَّلَاةِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ الْعِشَاءُ وَالْفَجْرُ

Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Shubuh

Diantara bentuk peremehan mereka terhadap shalat:

1) Tidak ikut shalat berjamaah bersama kaum Muslimin.

2) Melaksanakan shalat dengan rasa malas dan rasa enggan.

3) Riya’ dan menghiasi shalatnya agar dilihat manusia.

4) Tidak menghadirkan hati dan tidak khusyu’.

5) Mengakhirkan waktu shalat atau menunda-nunda pelaksanaan shalat.

2. Presentasikan hasil aktivitas kalian!

 

Demikian pembahasan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 4 SD halaman 148 Pengayaan, Aku Anak Saleh. Untuk mendapatkan pembahasan Soal latihan Kurikulum Merdeka Mata Pelajaran lainnya dapat diakses melalui kontenjempolan.id.

Halo, Saya adalah penulis artikel dengan judul Kunci Jawaban Pengayaan halaman 148 Aku Anak Saleh Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SD Kelas 4 Kurikulum Merdeka yang dipublish pada 01/16/2023 di website Konten Jempolan

Artikel Terkait