Kunci Jawaban Lembar Aktivitas 2 halaman 156 157 158 159 160 dan 161 Bacaan Mengawal Ketersediaan Pangan Nasional IPS SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka

kontenjempolan.id-Kunci Jawaban Lembar Aktivitas 2 halaman 156 157 158 159 160 dan 161 Bacaan Mengawal Ketersediaan Pangan Nasional IPS SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka.

Lembar Aktivitas 2

Studi kasus terkait dengan tujuan SDGs No. 2 yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik, serta mendukung pertanian berkelanjutan.

Mengawal Ketersediaan Pangan Nasional

Global Food Security Index menyebutkan ketahanan pangan Indonesia cenderung membaik dalam lima tahun terakhir. Indonesia perlu lahan tambahan 200 ribu hektare. Jumlah penduduk dunia terus bertambah, sementara planet Bumi ukurannya tak berubah. Kebutuhan akan jumlah dan kualitas pangan terus berkembang, sementara areal pertanian semakin berkurang. Jangan heran bila para ahli pertanian dunia pun kesulitan untuk memprediksi sistem pangan global yang ke depan makin kompleks dan tidak pasti.

Sumber ketidakpastiannya adalah ketersediaan lahan dalam keberlanjutan sistem pangan. Organisasi Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) sudah cukup lama menyoroti masalah ketersediaan lahan bagi ketahanan pangan. Di tingkat global, FAO memproyeksikan kebutuhan lahan pertanian dapat mencapai 5.4 miliar hektare pada 2030 dari kondisi saat ini 5.1 hektare.

Pelbagai skenario pun ditawarkan agar penggunaan lahan menjadi lebih optimal. Pasalnya, pembukaan dan perluasan lahan pertanian tentu harus memperhatikan banyak aspek, seperti masalah lingkungan dan terganggunya ekosistem.

Isu lingkungan tak menyurutkan agenda PBB dalam mengawal masyarakat agar tetap mendapatkan nutrisi dengan cara menjaga produktivitas lahan sebagai bagian ketahanan pangan. Tak dimungkiri, isu konversi lahan produktif pertanian menjadi momok yang menghantui ketahanan pangan banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah pun sangat serius memperhatikan masalah tersebut demi menjamin ketersediaan dan akses pangan bagi masyarakatnya.

Adanya masalah konversi lahan itu terkonfirmasi dari data Kementerian Agraria dan Tata Ruang Wilayah, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Kementerian Pertanian. Lahan pertanian juga makin susut. Pada 2019, luas baku sawah nasional hanya 7.465 juta hektare, turun dibandingkan posisi 2013 yang 7.75 juta hekatare. Artinya, 285.000 lahan pertanian beralih fungsi selama kurun 2013-2019 atau ratarata 47.500 hektare per tahun. Kemungkinan alih fungsi lahan itu untuk pembangunan.

Meski terjadi penyusutan lahan pertanian, satu laporan dari Global Food Security Index menyebutkan ketahanan pangan Indonesia cenderung membaik dalam lima tahun terakhir. Skornya bertambah dari 50,7 pada 2015, naik ke 53,2 pada 2017, dan 62,6 pada 2019. Peringkat Indonesia juga terus naik dari posisi ke 75 (2015), lalu 68 (2017), dan 62 pada 2019 dari 113 negara yang dievaluasi. Lembaga itu mengukur indeks dengan melihat beberapa hal. Pertama affordability atau kemampuan konsumen untuk membeli makanan, kedua availability atau kecukupan pasokan, dan ketiga tentang risiko gangguan pasokan.

Selain itu, indeks itu juga mengukur kapasitas negara mendistribusikan pangan, faktor kualitas, serta keamanan pangan. Namun, penilaian mereka mengabaikan sumber pangan. Penilaian itu tidak peduli bahan pangan tersebut diproduksi oleh petani di dalam negeri atau didatangkan melalui impor.

Tak heran, peringkat pertama Indeks Ketahanan Pangan Global justru ditempati oleh Singapura. Padahal negeri jiran itu memiliki segenap keterbatasan sumber daya pertanian.

Bagi Indonesia, kenaikan indeks itu menggambarkan perbaikan dalam pengadaan, daya beli, distribusi barang, atau kualitas pangan yang tersedia. Namun, apakah mata pencariannya sebagai produsen pangan masih menjanjikan pada masa depan?

Lahan Pertanian

Indonesia meyakini ketahanan pangan juga menyangkut ketersediaan lahan pertanian yang memadai untuk menyangga ketahanan pangan tersebut, di samping tetap terjaganya cadangan pangan nasional.

(Bacaan Lengkap Dapat di Lanjutkan pada Tema O3 Ilmu Ekonomi Halaman 156 – 161)

Sumber: https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ ekonomi/mengawal-ketersediaan-pangan-nasional.
Penulis: Firman Hidranto, tanggal 2 Oktober 2020.

Petunjuk kerja:

• Bacalah artikel di atas dengan cermat!

• Kerjakan tugas secara berkelompok!

• Tuliskan dan sampaikan pendapat kalian!

Tugas:

1. Berdasarkan artikel di atas, temukan kelangkaan apa yang terjadi? Mengapa terjadi kelangkaan tersebut? Jelaskan faktorfaktor penyebabnya!

Jawaban:

Kelangkaan

Kelangkaan yang terjadi adalah kelangkaan pangan. Kelangkaan tersebut terjadi karena penduduk bumi yang terus bertambah sedangkan ukuran bumi yang tidak berubah. Kebutuhan pangan terus meningkat dari segi kuantitas dan kualitas, sedangkan areal perkebunan semakin menyusut.

Berikut adalah faktor penilaiannya:

Keterjangkauan: dinilai dari kemampuan daya beli yang dimiliki oleh konsumen untuk membeli bahan pangan.

Ketersediaan: dinilai dari kemampuan produsen bahan pangan untuk menyediakan bahan pangan yang cukup di dalam negeri.

Halangan: dinilai dari resiko yang bisa terjadi sehingga bisa mengurangi ketersediaan bahan pangan.

2. Amatilah lingkungan kalian berada, temukan persoalan yang mirip seperti yang terjadi pada artikel di atas? Jelaskan mengapa kelangkaan tersebut terjadi!

Jawaban:

Lingkungan di sekitar saya berada pun mengalami masalah yang mirip seperti pada artikel di atas. Kelangkaan ini terjadi banyak lahan di lingkungan saya yang dulunya ditanami padi atau kebun singkong/pisang sekarang sudah menjadi perumahan.

3. Tuliskan pendapat kalian tentang solusi yang dapat mengatasi masalah tersebut!

Jawaban:

Solusi

Solusi yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah pembatasan izin untuk membuka lahan perumahan. Pemerintah harus lebih ketat dalam memberikan izin untuk membangun perumahan agar lahan yang biasa dipakai untuk berkebun atau menanam sawah tidak dengan mudah berubah menjadi perumahan.

4. Tuliskan prediksi yang kemungkinan terjadi di masa mendatang apabila kelangkaan tersebut terus menerus terjadi!

Jawaban:

Prediksi yang mungkin terjadi di masa depan.

Prediksi yang kemungkinan terjadi di masa mendatang adalah terbatasnya jumlah pangan yang dapat diperoleh manusia. Manusia terancam akan kekurangan pangan (susah makan) di masa depan. Harga pangan akan melonjak tinggi karena jumlahnya yang sedikit sedangkan permintaan (kebutuhan) banyak. Orang-orang akan sulit memperoleh makanan, bahkan anak-anak akan terancam mengalami gizi buruk karena kurangnya pangan yang cukup dan berkualitas.

 

Untuk Mendapatkan Pembahasan Soal Kurikulum Merdeka Pelajaran lainnhya dapat diakses melalui kontenjempolan.id.

Artikel Terkait