Kunci jawaban Lembar Aktivitas 11 halaman 160 Konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji IPS SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka
kontenjempolan.id-Kunci jawaban Lembar Aktivitas 11 halaman 160 Konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji IPS SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka.
Lembar Aktivitas 11 Aktivitas Individu
Bagaimana konflik yang terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji?
Jawaban:
Sultan Ageng Tirtayasa adalah Sultan Banten keenam, yang memimpin sejak 1651 hingga 1683. Pada masa kekuasaannya, Kesultanan Banten berhasil mencapai puncak kejayaan. Di sisi lain, masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa juga diwarnai konflik internal kerajaan.
Konflik internal di Kesultanan Banten terjadi akibat perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji. Latar belakang konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji adalah upaya Sultan Haji merebut kekuasaan dengan bersekongkol bersama VOC. Sultan Ageng Tirtayasa adalah salah satu raja di Nusantara yang menentang keras pendudukan VOC di Indonesia.
Peran Sultan Ageng Tirtayasa dalam upaya mempertahankan Kesultanan Banten adalah melakukan sabotase dan perusakan kebun tebu serta pabrik-pabrik penggilingan VOC pada 1656. Pasukan Banten juga membakar kampung-kampung yang dijadikan sebagai pertahanan Belanda. Berkat kegigihannya, sejumlah kapal VOC serta beberapa pos penting berhasil dikuasai oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
Perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa dalam menentang VOC kurang disetujui oleh sang putra, Sultan Haji. Mengetahui hal ini, perwakilan Belanda, W. Caeff, berusaha mendekati Sultan Haji, yang dianggap mudah dihasut.
Sultan Haji dipercaya oleh ayahnya untuk mengurus kepentingan dalam negeri kerajaan. Sedangkan Sultan Ageng Tirtayasa mengurus kepentingan luar negeri kerajaan bersama salah seorang putranya yang lain. Akibat termakan hasutan Belanda, Sultan Haji menuding bahwa pembagian tugas yang diberikan Sultan Ageng Tirtayasa adalah suatu upaya untuk menyingkirkannya dari takhta kesultanan.
Pada akhirnya, Sultan Haji membelot untuk bersekongkol dengan VOC dan menjadi musuh ayahnya sendiri. Pertempuran pun berlangsung sengit, karena Sultan Ageng Tirtayasa tidak berhenti melakukan perlawanan terhadap putranya yang dibantu VOC. Namun, pada akhirnya, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap oleh VOC dan dipenjara di Batavia sampai tutup usia pada 1692. Setelah sang ayah ditangkap, keinginan Sultan Haji untuk naik takhta Kesultanan Banten berhasil tercapai. Kendati demikian, masa kekuasaan Sultan Haji menandai kemunduran Kesultanan Banten, karena perjanjiannya dengan VOC sangat merugikan kerajaan.