Kunci Jawaban Bacaan “Mohammad Hatta: “Setiap Perbuatan Adalah Demi Negara Yang Dicintai, Janganlah Berkhianat.” Sejarah SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka halaman 23,24,25, dan 26

Kontenjempolan.id-Kunci Jawaban Bacaan “Mohammad Hatta: “Setiap Perbuatan Adalah Demi Negara Yang Dicintai, Janganlah Berkhianat.” Sejarah SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka halaman 23,24,25, dan 26. Kali ini kakak akan membahas tentang sedikit perjuangan Moh Hatta dalam perjuangan Bangsa Indonesia.

Mohammad Hatta: “Setiap Perbuatan Adalah
Demi Negara Yang Dicintai, Janganlah Berkhianat.”

Sosok Mohammad Hatta dikenal sebagai seorang negarawan besar Indonesia. Selain menjadi ujung tombak dalam beberapa perundingan dengan pemerintah kolonial Belanda, Hatta adalah ekonom jempolan dan orang pertama yang menjabat wakil presiden Republik Indonesia. Kisah hidup Hatta penuh warna. Dia lahir di Bukttinggi, 12 Agustus 1902, dalam keluarga yang dipengaruhi dua latar belakang yang berbeda. Ayahnya berasal dari keluarga ulama, sementara ibunya berasal dari keluarga pedagang.

Namun, Hatta yang terlahir dengan nama Mohammad Athar tak lama menikmati belaian sang ayah. Saat Hatta berumur tujuh bulan, sang ayah meninggal dunia.

Memulai pendidikan di Sekolah Rakyat Melayu Fort De kock pada 1913, Hatta pindah ke Europeesche Lagere School (ELS) di Padang pada 1916. Setelah lulus, ia meneruskan studi ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di kota yang sama.

Sejak masuk MULO inilah Hatta mulai tertarik pada pergerakan. Ia lantas bergabung dengan Jong Sumatranen Bond. Di sana, hingga 1921, Hatta menjabat bendahara.

Sosoknya kian mengemuka semasa menimba ilmu di Nederland Handelshogeschool, Rotterdam pada 1921. Ia bergabung dengan Indische Vereniging yang lantas berubah menjadi Perhimpunan Indonesia. Pada 1926, Hatta menjadi pemimpin organisasi pergerakan nasional di Belanda tersebut.

Karena pengaruhnya yang besar, Hatta berkali-kali ditangkap dan diasingkan oleh pemerintah kolonial. Namun, perjuangannya tak pernah berhenti hingga menjadi sosok yang mendampingi Ir.Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 1945. Selain menjadi wakil presiden, Hatta juga sempat menjabat menteri luar negeri dan perdana menteri.

Hatta meninggal pada 14 Maret 1980 setelah dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Jenazahnya kemudian dikebumikan di TPU Tanah Kusir.

“Kembalikan Saja Uang Itu”

Jujur, sederhana, dan teguh memegang prinsip. Begitulah kepribadian Mohammad Hatta. Mahar Mardjono, mantan Rektor Universitas Indonesia yang juga seorang dokter, menjadi saksi hal tersebut ketika mendampingi Bung Hatta berobat ke luar negeri pada 1970-an. “Waktu singgah di Bangkok dalam perjalanan pulang ke Jakarta, Bung Hatta bertanya kepada sekretarisnya, Pak Wangsa, jumlah sisa uang yang diberikan pemerintah untuk berobat. Ternyata sebagian uang masih utuh karena ongkos pengobatan tak sebesar dari dugaan. Segera Hatta memerintahkan mengembalikan uang sisa itu kepada pemerintah via Kedubes RI di Bangkok,” ungkap Mahar.

Hal serupa juga dilakukan Bung Hatta sesaat setelah lengser dari posisinya sebagai wakil presiden. Kala itu, Sekretaris Kabinet Maria Ulfah menyodorkan uang Rp6 juta yang merupakan sisa dana nonbujeter untuk keperluan operasional dirinya selama menjabat wakil presiden. Namun, dana itu ditolaknya. Bung Hatta mengembalikan uang itu kepada negara. Bung Hatta melakukan itu karena tak ingin meracuni diri dan mengotori jiwanya dengan rezeki yang bukan haknya. Dia selalu teringat pepatah Jerman, ‘Der Mensch ist, war es iszt’, sikap manusia sepadan dengan caranya mendapat makan.

Sumber: Orange Juice For Integrity: Belajar Integritas kepada Tokoh
Bangsa (2014). Hal. 44-47. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Tugas

1. Menurut pendapat kalian, mengapa Bung Hatta dimasukkan sebagai salah satu penggerak dalam sejarah Indonesia?

Jawaban:

Bung Hatta dimasukkan sebagai salah satu penggerak dalam sejarah Indonesia karena jasa-jasanya dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia sangat besar. Bung Hatta adalah salah satu kaum intelektual yang berjuang memerdekakan Indonesia tidak lewat peperangan namun lewat politik. Pengaruhnya menggerakkan semangat nasionalisme bangsa ditakuti penjajah sehingga ia sering diasingkan.

2. Mengapa kisah Bung Hatta dapat menjelaskan bahwa beliau sebagai pelaku dan saksi sejarah?

Jawaban:

Bung Hatta bisa disebutkan bahwa beliau adalah pelaku/penggerak sekaligus saksi sejarah adalah karena ia salah satu tokoh yang aktif berjuang mengupayakan kemerdekaan bangsa sehingga ia bisa disebut sebagai pelaku sejarah sekaligus saksi sebab ia ada dan menyaksikan langsung proses di mana Indonesia berjalan menuju kemerdekannya.

3. Analisislah bagaimana pandangan hidup Bung Hatta memengaruhi tindakannya?

Jawaban:

Pandangan akan kesederhaannya itu semakin menggugah sikap kerakyatannya ketika menimba ilmu di negeri Belanda. Di negeri penjajah itulah Bung hatta memamahami perjuangan adalah sepenuhnya untuk kemerdekaan Indonesia.

Pandangan hidup Bung Hatta yang sangat religius turut mempengaruhi setiap tindakannya sebagai seorang negarawan. Bahkan sejak ia kecil pun, ia sudah dikenal sebagai sosok yang berprinsip teguh yakni jujur, sederhana dan juga tangguh menjalankan apa yang ia yakini. Hal ini terbukti dari tindakannya yang anti mementingkan diri sendiri dan jujur dalam menggunakan apa-apa yang menjadi haknya.

Beliau mengatakan,‘Berbuat karena Allah,’ yang menjadi dasar didikanku dari rumah juga membentuk membentuk aku sebagaimana aku dalam pelajaran, pendidikan, dan perjuangan bangsa untuk bangsa dan negara selama hidupku. Carilah kebenaran, tuntut kebenaran, laksanakan kebenaran itu dalam masyarakat, senantiasa menjadi peganganku dalam segala tindakan”

4. Menurut pendapat kalian, dari sedikit kisah Bung Hatta dari artikel di atas, teladan apa yang patut kalian contoh? Mengapa hal itu patut dicontoh hingga zaman sekarang?

Jawaban:

Banyak teladan beliau yang patut kita contoh diantaranya sebagai berikut :

a. Jiwa Solidaritas dan Kesetiakawanan. Solidaritas yaitu setiakawan untuk kepentingan bersama. Bung Hatta juga membantu memperjuangkan kemerdekaan bersama seluruh lapisan masyarakat.

b. Lebih mementingkan kepentingan negara daripada pribadi. Bung Hatta selalu mencintai dan mendahulukan kepentingan Tanah Air daripada kepentingan pribadinya.

c. Memiliki sikap tenggang rasa dan toleransi yang tinggi. Sikap tenggang rasa antarumat beragama, golongan, suku, dan bangsa terlihat dari sikap Bung Hatta yang menghargai budaya orang lain meskipun ia tidak ikut ambil bagian dalam budaya tersebut.

d. Bertanggung jawab dan tanpa pamrih. Bung Hatta berjuang agar negeri tercintanya lepas dari cengkeraman penjajah. Bung Hatta tidak memiliki keinginan untuk menguntungkan diri sendiri. Bung Hatta bahkan hidup menderita demi melawan kolonialisme dan menanggung segala konsekuensi dari perlawanan dia.

e. Memiliki jiwa ksatria yaitu kebesaran hati mengakui kesalahan dan tidak pendendam Orang yang berani membela kebenaran dan melawan kejahatan.

 

SEMOGA BERMANFAAT

Artikel Terkait