Kemenparekraf Bangun Kreativitas SDM Ekonomi Kreatif Yogyakarta Dalam Mengolah Pangan Lokal – Tani Modern
YOGYAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri kreatif di Yogyakarta dalam hal pengolahan pangan lokal. Hal itu diwujudkan dalam bentuk bimbingan teknis (Bimtek) gerakan bisnis kreatif subsektor kuliner, yang dilaksanakan Kamis (14/4/2022) di The Alana Hotel and Conference Center Malioboro.
Erwita Dianti, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, mengatakan subsektor kuliner menyumbang Rp455,44 triliun atau sekitar 41 persen dari total PDB industri kreatif sebesar Rp1,134,9 triliun pada 2020, berdasarkan penyerapan data. sebagian besar Pekerjaan. Sektor kuliner menyerap 9,5 juta tenaga kerja dan pengaruh besar sektor kuliner terasa di seluruh bidang perekonomian Indonesia,” ujar Erwita Dianti.
Menurutnya, kegiatan Bimtek Gerakan Usaha Kreatif sesuai tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kreatif yaitu peningkatan kapasitas sumber daya manusia pelaku industri kreatif merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan dan membangkitkan perekonomian nasional dengan meningkatkan kreativitas Inovasi dalam menciptakan produk makanan dan minuman baru dengan menggunakan bahan-bahan lokal.
“Kami berharap dukungan dan mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam pemulihan ekonomi pariwisata dan industri kreatif serta memanfaatkan masa pandemi ini bersama-sama dengan memperbaiki diri, meningkatkan kualitas skill dan produk serta memanfaatkan peluang yang ada dengan inovasi. dan “kreativitas,” katanya.
Ia juga mengajak semua pihak untuk selalu mencintai produk lokal sendiri dan menjadi generasi yang bangga dengan produk buatan Indonesia.
Koordinator Pendidikan II Direktorat Industri Kreatif Direktorat PSDM Kemenparekraf/Baparekraf, Jemmy Alexander dalam sambutannya menjelaskan tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam menciptakan produk makanan dan minuman baru dengan bahan lokal.
“Program ini merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas SDM industri kreatif khususnya di DSP Borobudur dan sekitarnya,” kata Jemmy.
Dikatakannya, 80 persen peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari desa wisata yang masuk dalam kategori ADWI 2021. “Semoga bimbingan teknis ini dapat bermanfaat dan membantu masyarakat untuk mengembangkan kuliner lokal sebagai daya tarik wisata dalam rangka pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. , harapnya.
Kepala Biro Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Singgih Raharjo mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif yang telah menyelenggarakan kegiatan di DSP Borobudur. “Kami sepakat untuk berkreasi mengolah makanan lokal karena di DIY kami memiliki kuliner khas masing-masing di setiap kabupaten,” ujarnya.
Oleh karena itu, Singgih menilai kegiatan seperti ini sangat penting dilakukan terutama oleh perwakilan desa wisata sebagai pionir pengubah ekonomi do-it-yourself. “Subsektor kuliner ini merupakan subsektor unggulan pertama di DIY sekitar 70 persen, disusul fesyen dan kerajinan,” ujarnya.
Kegiatan ini memperkenalkan Ravita Datau* sebagai nara sumber kuliner (Pakar Gastronomi, Budaya dan Pariwisata serta Panitia Spice Trail). Peserta terdiri dari 100 peserta offline dari 12 desa wisata ADWI 2021 di Destinasi Super Prioritas Borobudur dan 276 peserta dari subsektor kuliner dari 34 provinsi yang datang secara virtual.